#000000 url(http://petir-project.googlecode.com/files/zuaz-petir.gif) -repeat center fixed;

KONSEP ,VISI dan MISI

PERGURUAN BAGI CALON PEMIMPIN PUTRI ISLAM

MTs (Madrasah Tsanawiyah) & MA (Madrasah Aliyah)
, 4 kali berturut-turut TERAKREDITASI A
Konsep 6 Tahun dalam wadah KMI ( Kulliyatul Mu`allimat al Islamiyah) Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri
Ibnul Qoyyim Islamic Boarding School / ITTC


Dalam melaksanakan proses pendidikan berpijak pada 4 pilar :
Learn to know (belajar mengetahui), learn to do (belajar melakukan), learn to be (belajar menjadi diri sendiri, learn to live together (belajar hidup bersama).

PANCA JIWA PINDOK ;
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Kemandirian/berdikari
4. Ukhuwah Islamiyah
5. Kebebasan berfikir berdasarkan Qur`an dan As Sunnah


Visi : "Mencetak Generasi Mukmin, Mu`allim ,Mubaligh, mujahid yang Mukhlis".

MISI :
1. Melaksanakan program Pendidikan dan Pengajaran terpadu dengan menggabungkan model Pendidikan Pesantren dan Madrasah/Sekolah.
2. Menanamkan dan mensyiarkan nilai-nilai Islam
3. Menanamkan jiwa keikhlasn, kesederhanaan , kemandirian, ukhuwah islamiyah, kebebasan berfikir berdasarkan Qur`an dan As sunnah
4. Menyelenggarakan Pendidikan ketrampilan dan mengembangkan dasar-dasar Teknologi tepat guna /life skills
5. Menerapkan direct method dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Bahasa English / Arabic and English Day

Senin, 24 Februari 2014

TEST KECERDASAN IQ KELAS 3 & 4 PONTREN IBNUL QOYYIM PUTRI

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


   " Kecerdasan Intelektual atau yang biasa dikenal dengan sebutan IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak seseorang untuk menerima , menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta"

  Itulah sepenggal kata yang diucapkan oleh perwakian dari yayasan psikologi yogyakarta sebelum memulai agenda pada jumat pagi. Pagi pagi sekali para santriwati kelas 3 dan 4 KMI Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri mengikuti agenda test kecerdasan intelektual atau yang biasa dikenal dengan istilah (IQ).

    Test IQ yang dilakukan ini memakan durasi waktu sekitar 2 jam, memang cukup menguras tenaga dan pikiran para santriwati kelas 3 & 4 KMI, pasalnya sebelum melakukan kegiatan test ini, para santriwati melakukan kegiatan rutin yang biasa dilakukan setiap jumat pagi yaitu berolahraga.

    Test IQ yang diselenggarakan oleh Bagian Konseling (BK) PP Ibnul Qoyyim Putri adalah agenda yang wajib dilakukan setiap tahunnya bagi santriwati kelas 3 & 4, dikarenakan mereka akan menghadapi penjurusan di keas 5 KMI , maka dari itu test IQ selalu dilakukan oleh PP Ibnul qoyyim Putri bagi santriwati, guna menghadapi penjurusan di tahun mendatang.

     Selain untuk mengatahui tingkat kecerdasan intelektual (IQ) para santriwati test ini pun bertujun agar santriwati tahu dan paham betul jurusan mana yang akan mereka pilih dikelas 5 nantinya.





BARATA XXVII PONTREN IBNUL QOYYIM PUTRI


Salam pramuka !

      Pengembaraan Akhir Tahun atau biasa disebut dengan BARATA adalah suatu kegiatan kepramukaan yang berlangsung selama 5 hari dan dilaksanakan setiap akhir tahun. Merupakan kegiatan tahunan dari Dewan Kerja Cabang 1204 Kwartir Cabang  Sleman.

     Dan kali ini, Dewan Kerja Cabang 1204 Kwartir Cabang Sleman mengadakan kembali BARATA XXVII mengusung tema rute sejarah"Selokan Mataram". Kegiatan tersebut adalah kegiatan pengembaraan khususnya anak pramuka untuk berlatih survival di alam bebas. Jalan dari satu tempat ke tempat lain sesuai rute yang ditentukan. Acara tersebut adalah acara yang sangat menyenangkan.

     Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim pun tak kalah mengirimkan team terbaiknya untuk ikut serta dalam acara tersebut. .Team berjumlah 8 anak, yaitu Octivyan Unpar Arizqi, Sarngi Rizqia, Mutiara Indriasari, Layyinatussyifa R, Alfiana Prasetyani, Hikma Fadilla, Diki Kurnia Sandi, dan Deni Meilana Dewi. Dengan segenap kerja keras, team pasukan pun berlatih siang dan malam tanpa mengenal lelah, demi kesuksesan yang diimpikan. Mereka berlatih morse, semaphore, pembuatan tenda, jalan jarak jauh, dan latihan memasak jajananan tradisional.

Perjalanan Team Barata Ibnul Qoyyim
 
        Perjalanan ini diawali dengan upacara pembukaan di lapangan PEMDA Sleman. Start dimulai dari lapangan PEMDA Sleman menuju SMK 17 Sayegan dengan jarak 12 Km. Sesampainya di basecamp pertama langsung laporan dan mendirikan tenda. Disini ada berbagai macam lomba, yaitu Festival Kapal, Creative Lampion, dan ada juga kegiatan lain, seperti belajar tanam bibit pohon, pembenihan ikan, seleksi CCA, dan seleksi Dhenok Thole.

      Pagi-pagi, team BARATA, termasuk team Ibnul Qoyyim di dalamnya, melanjutkan perjalanan dengan jarak 9 Km. Di basecamp kedua diadakan lomba dan kegiatan, ada TEKPRAM, memasak jajanan tradisional, Fashion Show, penyuluhan tentang Hubungan Telekomunikasi (HT) dan pengertian BARATA.
       Mendengar teriakan dari kakak-kakak pembina, segera bersiap-siap melanjutkan perjalanan sekitar jam 06.30 menuju blok pendidikan NU yang terletak di Sayegan, dengan jarak 12 Km. Lomba di basecamp ke-tiga ada Macapat, kreasi Maskot, dan penyuluhan batik tulis. Perjalanan terakhir adalah perjalanan menuju ke Lapangan Denggung.

        Kegiatan BARATA ini tidak hanya jalan ataupun mengembara saja tapi ada banyak kegiatan didalamnya. Ada giat bhakti, giat prestasi, giat pengetahuan, dan lain sebagainya. Banyak manfaat yang didapat dalam BARATA ini, pengetahuan survival, kepramukaan, kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan, dan pengetahuan tentang kepariwisataan tentunya. Dan tentunya, mengikuti BARATA tidak akan pernah kecewa dan menyesal.

Ibnul Qoyyim Bisa !

      Ibnul Qoyyim , dengan semangatnya yang menggebu-gebu dalam mengikuti BARATA pun akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan. Berikut hasil yang diperoleh:

  • Juara 1 Pentas Seni
  • Juara 1 Film Dokumenter
  • Juara 2 Karnaval Budaya
  • Juara 3 Kreasi Maskot
  • Juara 3 TEKPRAM

    Hal itu akan selalu menjadi motivasi bagi team BARATA pada tahun selanjutnya, dan akan selalu menjadi kebanggaan bahwa Ibnul Qoyyim berprestasi ! (Red/Fri)









    Ketika telah selesai mengikuti BARATA, dan membawa piala kebanggaan.






                   





      Team BARATA Ibnul Qoyyim












    Team BARATA Ibnul Qoyyim












      Team BARATA Ibnul Qoyyim










    Penampilan pentas seni

LOMBA NASYID ANTAR KAMAR PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM PUTRI


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

        Jumat (31/1) kembali menjadi hari yang meriah untuk PP  Ibnul Qoyyim Putri. Kreatifitas dan kekompakan adalah hal yang mendasar untuk agenda yang meriah kali ini. Ibnul Qoyyim Putri kembali menggelar lomba  antar kamar, yaitu lomba nasyid. Lomba ini merupakan agenda tahunan OSIQ bagian Riyadhoh wal Faniyyah (RiFan).

                                                     Panggung nasyid Ibnul Qoyyim

                                    

      Lomba diikuti oleh 13 kamar dan masing-masing kamar terdiri atas 7 perwakilan. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB, bertempat di aula Ibnul Qoyyim. Santriwati memasuki aula dan duduk berjajar menghadap ke panggung yang telah dipersiapkan sebelumnya. Peserta lomba pun demikian, mereka datang ke aula dengan pakaian yang anggun dan dihiasi oleh aksesoris-aksesoris yang menjadikan nuansa penuh warna. Sebelumnya, mereka telah berlatih bernyanyi dan mempersiapkan apa yang akan mereka tampilkan.

       RiFan menghadirkan 4 orang juri, yaitu Ustadzah Dhian Permata Siwi, Ustadzah Ismiatul Khusna, Zakkiyah At-Tasyriky, dan Shellya Majeed Agoestin. Selaku pemandu acara sekaligus pelaksana, RiFan pun membuka acara dan membagikan undian giliran tampil. Kali ini, penampilan nasyid diawali oleh penampilan kamar Habibah. Setiap penampilan diberikan durasi 10 menit untuk menampilkan nasyid mereka. Santriwati menyambut penampilan nasyid dengan tepuk tangan yang meriah dan bersorak sorai memenuhi ruangan.

      "Salaam nasyid !"
 Begitulah yang sering  peserta ucapkan kepada penonton sebelum dan seusai tampil. Para peserta lomba menyayikan lagu-lagu Islami, seperti lagu karya Wali Band dan Opick. Mereka menunjukkan penampilan mereka dengan penuh percaya diri di atas panggung-- menari dan menyanyi sesekali diiringi oleh alat musik sederhana yang dimainkan. Begitulah, acara berjalan lancar hingga diakhiri oleh penampilan kamar Maisaroh dan ditutup  oleh RiFan. Acara berakhir sekitar pukul 11.30 WIB.
     
       Marfuatu Zahro, selaku ketua RiFan mengungkapakan bahwa dirinya sangat puas menyaksikan penampilan nasyid kali ini. Ia mengakui peserta dalam mempersiapkan lomba ini begitu semangat sehingga acara pun dapat berjalan dengan lancar. Ia sangat berterimakasih kepada peserta serta santriwati sekalian.  Agenda kali ini memang diharapkan kembali mampu menjalin rasa ukhuwah Islamiyyah antar santri dan memupuk terus semangat kekreatifitasan. Nasyid tidak hanya untuk ajang lomba saja, karena nasyid merupakan cara yang menarik untuk berdakwah Islam dan memberikan pesan moral melalui lagu yang dinyanyikan.




         Nasyid Ibnul Qoyyim








































































    





































QUEEN OF LANGUAGE

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


   Al-lughatu taju-l-ma'hadi !

Bahasa adalah mahkota ma'had, begitulah arti kalimat berbahasa Arab tersebut. Ibnul Qoyyim sebagai pondok pesantren dengan predikat pondok bahasa, atau menerapkan penggunaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dikalangan santriwati dalam kehidupan kesehariannya, semakin giat untuk terus meningkatkan kualitasnya. Hal itulah yang mendorong Ibnul Qoyyim untuk menggelar acara Queen of Language, Kamis(6/1) malam hari. Acara ini merupakan agenda tahunan OSIQ bagian kebahasaan untuk memilih santriwati yang cakap dalam berbahasa Arab dan Inggris.

Tidak seperti tahun sebelumnya, yang hanya memilih satu santriwati saja sebagai peraih gelar Queen of Language. Pada tahun ini, dipilih dua santriwati untuk menjadi Queen, masing-masing Queen of Arabic Language/Malikatu-l-lughah dan Queen of English Language.

Jauh hari sebelum acara puncak diselenggarakan, bagian kebahasaan telah mengadakan persiapan. Pertama, mewajibkan  setiap kelas untuk mengirimkan dua siswa sebagai peserta seleksi. Dua siswa merupakan siswa yang cakap dalam berbahasa(satu cakap dalam berbahasa Arab dan satu cakap dalam Bahasa Inggris). Kedua, menyeleksi peserta. Seleksi pertama yaitu writing skill(kemampuan menulis), seleksi kedua listening skill(kemampuan mendengar), seleksi ketiga retelling story(kemampuan menceritakan kembali), seleksi keempat essay presentation(kemampuan mempresentasikan karangan essay). Seleksi terakhir itu menyisakan peserta sebanyak 10 kandidat. 5 kandidat cakap berbahasa Arab, dan 5 cakap berbahasa Inggris.  Mereka adalah Anis Uswatun, Hasna Raidhatus, Shelly  Indryani, Salsabila Zahirah, Ananda Suci, Shinta Nur Rokhmah, Layyinatussyifa Rizqina, Nida ul Jannah, Khusnurrizki Imtinan, dan Sar'i Rizqia. 10 kandidat itulah yang akan bersaing di panggung show nantinya.

Puncak terakhir yaitu Queen of Language show. Panggung sederhana disusun di halaman luar untuk lebih menghidupkan show tersebut. Dan malam, selepas Shalat 'Isya', santriwati Ibnul Qoyyim mulai memenuhi kursi yang berada di depan panggung. 10 kandidat hadir dengan busana yang mirip seperti seorang Queen. Bagian kebahasaan mengundang 6 ustadzah sebagai jurinya, yaitu Ustadzah Fathimah Zahro Aziizah, Ustadzah Farah Bidara, Ustadzah Inas Fathimah sebagai juri Bahasa Arab. Dan Ustadzah Nurul Atikhah, Ustadzah Erni, Ustadzah Ismiatul Khusna sebagai juri Bahasa Inggris.

Inna Fairuz Qalbi selaku Queen of Language tahun lalu menaiki panggung dengan busana merah-hitamnya dan duduk di kursi yang berada di pinggir panggung. Malam itu, acara berlangsung lancar. MC memanggil kandidat satu persatu untuk naik ke panggung. Mereka dilempari sejumlah pertanyaan oleh juri. Mereka juga diminta menyampaikan keinginan mereka dalam Bahasa Arab/Inggris apabila berhasil menjadi Queen of Language. Semua itu semata-mata hanya untuk menguji kecakapan bahasa mereka.

Setelah semua kandidat diuji oleh juri, mereka menantikan pengumuman siapakah 2 orang yang berhasil menyandang gelar sebagai Queen of Language/Malikatu-l-lughah. Seluruh kandidat naik ke atas panggung bersama-sama, setiap dari mereka berharap bahwa ia akan menjadi pemenangnya dan dimendapatkan mahkota. Inna Fairuz Qalbi yang akan mengenakan mahkota itu, memindah-mindahkan mahkota dari satu orang ke orang yang lain. Membuat mereka semakin berdebar-debar. Dan secara mengejutkan, Inna Fairuz meletakkan mahkota itu ke atas kepala Layyinatussyifa Rizqina sebagai pemenang Malikatu-l-lughah. Dan selanjutnya meletakkan mahkota di atas kepala Shelly Indryani sebagai pemenang Queen of Language. Pemenang juga menerima sertifikat penghargaan dan bingkisan. Dan sebagai tanda partisipasi, bagian kebahasaan juga memberi sertifikat penghargaan kepada 8 kandidat yang tidak lolos. Semua santriwati bertepuk tangan atas keberhasilan yang diraih mereka.

Dalam acara itu juga dibagikan sejumlah hadiah untuk mereka yang tekun dalam kegiatan kebahasaan. Mereka adalah:
1. Khusnurrizki Imtinan Aksari ( the best listener)
2. Vina Nur F ( the best speaker )
3. Hasna Raidhtas ( peraih skor vocabulary terbaik )
4. Siti Umi Nasiah ( pemakai bahasa  terbaik )
5. Intan ( the best Arabic poem )
6. Deni Meilana Dewi ( the best English poem )
7. Allysa Qurratu'aini Ciremai ( the winner of scrable game )
8. Afidatul Mujanidah ( the best of film review )
Acara itu berakhir pada pukul 23.00 WIB.

MC-Aulia Atmarianti dan Erny Pertiwi
 
                                                                                              kandidat 
 
                                                                           kandidat 
 
                                                  Layyinatussyifa Rizqina-Malikatu-l-lughah
                                                        Shelly Indyani-Queen of Language